~-----------~ Welcome To My World ~-----------~

~-----------~ Welcome To My World ~-----------~

Saturday, May 18, 2019

Feature



Si Manis berbentuk Lingkar



Beranekaragaman Makanan yang terdapat di Indonesia memiliki keunikannya tersendiri di tiap daerah, ada yang dapat ditemui setiap waktu dan ada yang hanya dapat ditemui di waktu tertentu, seperti ada yang hanya dapat ditemui pada saat bulan Ramadan.
Makanan kudapan memang tak lepas dari masyarakat Indonesia, kudapan di tiap daerah berbeda-beda, memiliki ciri khasnya masing-masing, dan memiliki cara pembuatan yang berbeda pula, misalnya kudapan Bakpia Bathok khas kota Yogyakarta, kue Cucur, kue Mayang, dan sebagainya. seperti halnya di Kota Cirebon, tepatnya di Gunung Jati yang memiliki kudapan yang khas dan hanya dapat ditemui pada bulan puasa Ramadan.
Kue Jalabia khas Gunung Jati ini bukan seperti kue jalabia khas kota Jakarta dan Bekasi pada umumnya berukuran kecil dan bertekstur lembut pada bagian luar dan dalamnya, yang membedakannya  yaitu ukurannya yang besar dan tidak memiliki lubang dibagian tengah atau cincin layaknya donat, dan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya.
Cita rasa yang terdapat pada kue jalabia yaitu manis dan gurih, untuk bagian luarnya kering renyah dan pada bagian dalamnya bertekstur lembut dengan gula merah lumer.


Jalabia khas Betawi

Jalabia Khas Gunung Jati


Perbedaan Jalabia khas Gunung Jati dengan khas Betawi
Jalabia khas Gunung Jati memiliki ukuran diameter yang lebih besar dibandingkan dengan kue jalabia khas Betawi (kota Jakarta), bahkan ukurannya bisa mencapai 3 kali lipat. Hal itu sangat menarik karena mendapatkan porsi lebih ketimbang kue jalabia khas Betawi. Ukurannya yang besar sangat sesuai dengan harga yang dibandrol yaitu Rp. 5.000 per satu buah.
Walaupun memiliki bentuk yang aneh atau unik, tetapi memiliki rasa yang sangat lezat pada keseluruhan.
Cara dan bahan pembuatan hampir mirip dengan jalabia khas Betawi, namun ada beberapa tambahan seperti pisang, bahan tambahan tersebut menjadi pembeda.
Yang menjadikan alasan jalabia gunung jati hanya ada pada bulan Puasa Ramadan karena sudah turun-temurun pada silsilah turunan keluarga yang menjual jalabia tersebut.
Anda dapat menemui jajanan tersebut di sekitar wilayah Gunung Jati di pinggiran jalan dan hanya bisa ditemui pada bulan Ramadan.
Untuk bahan yang digunakan tidak mengandung bahan pengawet apapun sehingga, hanya bertahan sekitar 2 Hari saja, jadi setelah membeli pastikan langsung di makan selagi hangat. bila disimpan terlalu lama akan mengeras dan basi.
Kudapan tersebut cocok untuk dinikmati setelah menyantap makanan besar ataupun hanya untuk sekadar camilan di kala waktu senggang, komposisi bahan yang mengandung ketan bisa membuat perut cukup kenyang hanya dengan menyantap 3 porsi. Perlu diketahui juga bahwa kalori yang dikandung cukup besar sehingga makanlah secukupnya karena dapat membuat badan gemuk jika dimakan secara berlebihan.
Rata-rata orang yang telah mengetahui jajanan tersebut adalah orang yang tinggal dekat dengan lokasi atau yang pernah mencicipi kemudian datang lagi untuk membelinya di kemudian waktu.

Sebenarnya tidak hanya pada bulan Ramadan saja bisa ditemukan namun pada hari biasa pun bisa, tetapi harus memesan minimal 100 pcs, karena bahan-bahan yang dibutuhkan cukup banyak dan tidak dapat ditemui pada kota-kota lain selain kota Cirebon, tepatnya di Gunung Jati.
Walaupun memiliki cita rasa yang sangat nikmat, Namun sangat disayangkan sekali bahwa jananan khas tersebut kurang tenar bahkan di kota Cirebon sendiri warganya pun masih banyak yang kurang mengetahui bahwa ada jananan unik yang mempunyai cita rasa nikmat, seharusnya selain warga yang giat mempromosikan jajanan unik tersebut, pemerintah juga harus ikut mendukung untuk mempromosikannya terhadap turis atau wisatawan yang datang ke kota Cirebon sehingga dapat dikenal oleh orang banyak.


Semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan tentang makanan unik yang ada di kota Cirebon.

0 comments:

Post a Comment